Tokoh Berpengaruh di Indonesia 2015
Naskah: Arif Rahman Hakim, Foto: Dok. MO
Ketokohan dan intelektualitas seorang Yusril Ihza Mahendra teruji telah mampu memberi pengaruh dalam perjalanan awal reformasi. Dialah yang ikut meyakinkan HM Soeharto untuk mundur dengan baik sebagai Presiden ke-2 RI.
Sebagai politisi, mantan Menteri Sekretaris Negara dan Menteri Hukum dan HAM ini menjadi panutan sekaligus kebanggan kader Partai Bulan Bintang (PBB).
Ia terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum DPP PBB untuk masa bakti 2015 – 2020 dalam Muktamar IV PBB di Hotel Royal Safari, Cisarua, Bogor, Jawa Barat, 24 – 26 April 2015.
Yusril bercita-cita menjadikan PBB sebagai partai yang besar di masa mendatang. “Tugas saya bagaimana membuat partai ini menjadi partai besar. Paling tidak partai menengah. Kita akan melakukan pembenahan internal partai,” katanya di Bogor, Senin (27/4/2015).
Langkah awal yang akan dijalankannya selama menjabat sebaga Ketua Umum adalah memperbaiki struktur ogranisasi partai dalam rangka menyesuaikan dengan undang-undang. Terutama dalam rangka mempersiapkan Pemilukada serentak pada Desember 2015.
Selain itu, PBB juga akan melakukan rekrutmen yang lebih luas, terutama bagi mereka yang ingin bergabung pada level pimpinan. Pengkaderan juga akan dilakukan dengan menanamkan prinsip-prinsip ideologi dan perjuangan partai.
Tetapi ia berterus terang untuk saat ini PBB memiliki sedikit masalah terkait dana. “PBB harus punya dana, walaupun itu bukan satu-satunya faktor, tapi di Indonesia mana ada politik yang tidak pakai uang. Dan walaupun kami tak menekankan hal itu, tapi kita melakukan sesuatu dengan fair,” ujarnya.
Yusril yang juga pakar hukum tata negara dikenal sebagai penulis pidato Presiden Soeharto. Setelah Soeharto lengser keprabon oleh gerakan reformasi pada Kamis, 21 Mei 1998, bermunculan banyak partai. Yusril salah seorang yang membidani kelahiran PBB pada 1998 dan sekaligus menjadi ketua umumnya. Pada Pemilu 1999 yang diikuti oleh 48 peserta PBB mendapat 13 kursi di DPR. Yusril saat itu terpilih menjadi anggota DPR.
Yusril bersama Ketua Umum PAN Amien Rais, Ketua Umum PPP Hamzah Haz, dan Presiden Partai Keadilan Nurmahmudi Ismail membentuk Poros Tengah yang mendukung Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menjadi calon presiden dalam Sidang Umum MPR 1999. Saat itu Gus Dur berhasil mengalahkan Megawati Soekarnoputri.
Selanjutnya Presiden Gus Dur mengangkat Yusril sebagai Menteri Hukum dan Perundang-undangan dalam Kabinet tahun 1999. Pada 23 Juli 2001 MPR memberhentikan Gus Dur. Wakil Presiden Megawati naik menjadi Presiden dan membentuk Kabinet Gotong Royong. Yusril dipercaya menjadi Menteri Hukum dan HAM hingga 2004.
Pada Pemilu 2004 PBB memperoleh 11 kursi di DPR. PBB bersama Partai Demokrat mendukung pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla (JK) dalam Pilpres 2004. SBY-JK berhasil memenangkan Pilpres. Atas perannya memenangkan SBY-JK, Yusril yang juga pakar hukum tata Negara dipercaya menjadi Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) pada 21 Oktober 2004 hingga 9 Mei 2007.
Dua tahun sebelum dicopot dari jabatannya sebagai Mensesneg, Yusril menyerahkan tongkat kepemimpinan PBB kepada MS Kaban. Kaban menjadi Ketua Umum PBB selama dua periode, yakni 2005 – 2010 dan 2010 – 2015. Namun Kaban tak mampu mengukir prestasi cemerlang seperti pendahulunya. Terbukti pada Pemilu 2009 dan Pemilu 2014 PBB tak berhasil menempatkan kadernya di DPR.
Keterpurukan PBB dalam dua kali pemilu tersebut membuat Yusril merasa prihatin. Dan dia dengan ikhlas memenuhi permintaan warga PBB untuk kembali memimpin partai ini dengan harapan partai ini berjaya pada Pemilu 2019. Rud