Tokoh Berpengaruh di Indonesia 2015
Naskah: Arif Rahman Hakim Foto: Dok. MO
Nama Anis Matta tak lagi asing bagi kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bahkan dunia politik nasional. Dialah orator ulung PKS yang mampu membuat kader-kader PKS menangis saat pertama kali pidato sebagai Presiden PKS.
Kapasitasnya sebagai pemimpin muda memang tak diragukan lagi. Ia hadir memimpin PKS ketika partai itu tengah dilanda ‘badai’ dengan dijeratnya Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaq dalam kasus korupsi. Keberaniannyalah yang hadir saat ia meneriakan kepada publik adanya konspirasi besar yang tengah dihadapi PKS dalam kasus tersebut.
Saat itulah ia tampil dan memotivasi kepada seluruh kadernya untuk tidak putus asa dan menegaskan bahwa gerakan PKS tidak bisa dihancurkan. “Insya Allah ini akan menjadi hentakan sejarah yang membangunkan macan tidur PKS. Saya yakin Allah SWT mengirimkan sebuah isyarat kepada kita semua bahwa ini semuanya adalah momentum perbaikan diri dan kebangkitan PKS,” ujar Anis.
Tidak hanya kaum perempuan yang menangis mendengar pidato Anis Matta yang berapi-api itu. Sejumlah kader pria juga tampak menitikkan air mata, seperti Juru Bicara PKS Mardani Ali Sera. Ia pun tak kuasa menahan tangisnya manakala Anis mengajak kader PKS untuk mulai bekerja keras.
Kiprahnya di dunia politik di awali saat Anis Matta yang kelahiran Bone, Sulawesi Selatan, 7 Desember 1968, terpilih menjadi anggota DPR pada Pemilu 2004. Ia berhasil mempertahankan kursinya di DPR pada Pemilu 2009, dan menjadi Wakil Ketua DPR. Ia kemudian mengundurkan diri dari DPR karena dilantik menjadi Presiden PKS pada 1 Februari 2013.
Selain sebagai politisi, Anis juga populer sebagai penulis buku-buku politik dan dakwah. Dan tulisan-tulisannya banyak menjadi rujukan di kalangan aktivis dakwah kampus.
Anis menikah dengan Anaway Irianty Mansyur dan dikaruniai sembilan anak. Kemudian dia menikahi Szilvia Fabula, seorang mualaf asal Hungaria Mei 2006, dan dikaruniai seorang anak.
Ia kini mendapatkan tugas berat untuk menjaga marwah sekaligus kekuatan PKS sebagai partai politik Islam setelah sebelumnya PKS tampil cukup fenomenal pada Pemilu 2004 dengan memperoleh 8.325.020 suara atau sekitar 7.34% dari total perolehan suara nasional. PKS berhasil mendudukkan 45 wakilnya di DPR dan menduduki peringkat keenam partai dengan suara terbanyak. Pada Pemilu 2009 perolehan suara PKS meningkat menjadi 8.204.946 suara atau 7,88% dari total perolehan suara nasional dan mendapat 57 kursi di DPR.
Sejumlah kalangan menilai Anis berhasil memimpin salah satu partai berbasis Islam tersebut pasca digoncang isu korupsi mantan Presidennya, Luthfi Hasan Ishaq (LHI). Keberhasilan Anis itu bisa dikaitkan dengan Pileg 2014. Saat itu jumlah pemilih PKS terjadi peningkatan. Namun, jumlah kursi partai di DPR menurun.
Anis juga merupakan politisi yang berani memberikan contoh yang baik di dunia politik dengan mundur dari jabatannya sebagai Wakil Ketua DPR RI setelah ditetapkan sebagai Presiden PKS. Pengunduran dirinya itu karena menyadari ada tugas berat yang harus diembannya. “Saya sadar akan lakukan tugas besar, maka di dalam proses ini saya tidak ingin terganggu sehingga tugas saya tidak tercapai,” kata Anis yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PKS.
Per 10 Agustus 2015, Anis dipercaya sebagai Ketua Badan Kerjasama Internasional PKS. Pul