Tokoh Berpengaruh di Indonesia 2015
Naskah: Andi Nursaiful, Foto: Dok. MO
Salah satu opsi bagi rakyat banyak untuk memiliki rumah adalah melalui Kredit Kepemilikan Rumah (KPR). Untuk soal yang satu ini, Bank BTN adalah jagonya KPR, dan Maryono adalah sosok berpengaruh yang berada di balik sukses BTN menyediakan rumah bagi khalayak luas.
Sektor perumahan Indonesia masih menghadapi tantangan serius. Data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) per Juni 2015, menunjukkan, kebutuhan perumahan di Tanah Air per tahunnya mencapai 800.000 sampai 1 juta unit. Sementara pemerintah (APBN) hanya mampu membiayai pembangunan 200-300 ribu rumah per tahun.
Hingga akhir 2015, Indonesia masih kekurangan 15 juta rumah. Saat ini terdapat sebaran backlog perumahan (kebutuhan perumahan yang belum terpenuhi) sebesar 13,5 juta unit berdasarkan kepemilikan, 7,6 juta unit berdasarkan kepenghunian, dan ada 3,4 juta unit rumah tidak layak huni.
Di tengah situasi serius itu, KPR BTN menjadi harapan utama bagi kalangan masyarakat mayoritas menengah ke bawah dalam penyaluran kredit. Hingga kini fasilitas kredit memang masih menjadi pilihan utama masyarakat dalam membeli rumah.
Hingga Semester I-2015, porsi kredit perumahan Bank BTN masih mendominasi kredit yang dikucurkan oleh Bank BTN, yakni sekitar 89,52 persen dari total kredit, atau mencapai Rp 112,903 triliun.
Memimpin satu-satunya bank pemerintah yang berkonsentrasi pada pembiayaan perumahan, khususnya di kelas menengah ke bawah, Maryono tentu memiliki peran dan pengaruh besar.
Bukan hanya dalam hal mendukung pemerintah dalam mengatasi masalah serius bidang perumahan, tapi juga sebagai pemimpin entitas perusahaan negara yang dituntut mampu meningkatkan kinerja perusahaan secara berkesinambungan.
Amanah itu ia jawab dengan tuntas. Di bawah kepemimpinan Maryono, yang dipercaya memimpin Bank BTN sejak 2012, perusahaan menunjukkan kinerja keuangan dan kinerja operasional yang membanggakan. Di kalangan rakyat banyak, KPR sudah sangat identik dengan KPR.
Dari tahun ke tahun, Bank BTN mampu meningkatkan capaian kinerjanya secara signifikan. Pada semester I-2015, misalnya, Bank BTN sukses membukukan laba bersih sebesar Rp 831 miliar, atau tumbuh luar biasa sebesar 54,25 persen jika dibandingkan dengan semester I-2014 yang mencapai Rp 539 miliar. Hingga akhir tahun, laba perseroan ditargetkan tumbuh di atas 40 persen.
Per 30 Juni 2015, aset Bank BTN sudah mencapai Rp155,952 triliun, atau tumbuh sebesar 14,99 persen dibandingkan dengan 30 Juni 2014.
Pertumbuhan signifikan juga terlihat dalam kredit dan pembiayaan, yakni tumbuh sebesar 18,33 persen dari Rp106,584 triliun pada semester I-2014 menjadi Rp 126,125 triliun pada semester I-2015.
Pertumbuhan kredit ini tergolong membanggakan, karena berada di atas rata-rata pertumbuhan kredit secara nasional, yang berkisar 10,40 persen per Mei 2015. Hingga akhir 2015, perusahaan menargetkan pertumbuhan kredit sekitar 14-16 persen.
Peran Maryono dan perusahaan yang dipimpinnya semakin penting bersamaan dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai stimulus perekonomian. Dari 12 stimulus untuk perbankan, 6 kebijakan di antaranya berpihak pada produk perumahan.
Berdasarkan data yang dirilis Bank BTN, pangsa pasar BTN pada pembiayaan perumahan per 30 Maret 2015 sebesar 28,4 persen. BTN meyakini, pangsa pasar itu di atas sejumlah bank umum lain di Indonesia.
Khusus untuk fasilitas likuiditas pembangunan perumahan (FLPP), berupa kredit untuk rumah bersubsidi yang menjadi program pemerintah, Bank BTN bahkan menguasai 98 persennya. Realisasi penyaluran FLPP melalui Bank BTN per 30 Juni 2015 tercatat untuk 53.369 unit rumah dengan total kredit Rp 5,25 triliun.