Tokoh Berpengaruh di Indonesia 2015

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 21 August 2015

Naskah: Giattri. F.P Foto: Dok.MO

Dengan slogan “Mboten Korupsi lan Mboten Ngapusi" , Ganjar Pranowo berhasil melakukan sejumlah langkah strategis mengurangi penyalahgunaan keuangan di provinsi  yang dipimpinnya, Jawa Tengah (Jateng).

Ganjar adalah pribadi yang menarik, muda, cerdas, dan enerjik.   Sosoknya yang ramah, familiar dengan siapa saja tampaknya diterima dengan mudah oleh masyarakat Jateng.


Kiprahnya sebagai gubernur mulai menarik publik Jateng   saat ia memutuskan lebih memilih Kijang Innova sebagai kendaraan dinasnya daripada menggunakan Land Rover. Idenya yang mengusulkan lelang jabatan Sekda dan jabatan penting lain di pemprov, mereformasi birokrasi, dan usulan tentang giant sea wall yang ditolak DPRD Jateng karena berbiaya tinggi.


Setelah dilantik  ia melakukan reformasi birokrasi agar masyarakat mendapatkan pelayanan terbaik. Sistem yang transparan dan akuntabel dalam melakukan reformasi birokrasi mulai dilaksanakan. Meskipun begitu ia  menegaskan tidak akan melakukan mutasi besar-besaran terkait dengan rencana pelaksanaan reformasi birokrasi tersebut.


Tiga hal mendasar  yang akan ia lakukan untuk reformasi birokrasi yakni, pertama mempertahankan pejabat yang baik, jujur, dan berprestasi, kedua memberikan pendidikan pelatihan untuk pegawai yang kurang baik dengan beberapa metode, serta mengganti jajaran yang tidak baik.


Dalam kiprahnya sebagai Gubernur, Ganjar   telah melakukan hal yang tidak jauh berbeda dengan Jokowi saat memimpin Jakarta yakni; mengampanyekan penghematan anggaran, suka  blusukan, apa adanya, dan  ingin melibas  birokrasi yang berbelit-belit.  


Ada kisah menarik terkait Ganjar saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di jembatan timbang Subah, Kabupaten Batang, saat itu ia memergoki praktik pungutan liar (pungli) yang terjadi. Kemarahannya pun tak bisa dibendung. ia membanting amplop berisi uang. Tidak hanya satu kernet atau sopir yang kepergok memberikan pungli itu. Mereka menyogok petugas jembatang timbang supaya tidak kena denda lebih besar. Satu persatu kernet dan sopir truk ditanyai Ganjar soal pungli tersebut. Ternyata hal itu sudah seperti “budaya” sejak lama. Nominalnya antara Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu. Padahal denda yang sudah diatur oleh perda berkisar Rp 10 ribu hingga Rp 60 ribu sesuai golongan kendaraan dan jenis pelanggaran.


Petugas yang ditanya Ganjar sempat berbelit-belit. Akhirnya oknum petugas itu jujur dan mengatakan tiap anggota shift memperoleh bagian yang berbeda-beda. Ada yang mencapai Rp 250 ribu dalam semalam. Dalam sidak itu Ganjar juga sempat menelepon kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Jawa Tengah, Urip Sihabudin dan menegurnya. Itulah salah satu contoh mengenai keberanian dan ketegasannya sebagai pemimpin meski banyak contoh lain yang telah diterapkannya.


Dalam konteks membangun kedekatan dengan rakyatnya, ia pun memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi seperti twitter misalnya.


Sehingga tak heran kalau Ganjar Pranowo juga dikenal sebagai Gubernur Twitter-nya Indonesia. Ia benar-benar membuka twitternya untuk sarana komunikasi seluruh warga Jawa Tengah dalam menyampaikan aspirasinya dalam segala bidang terutama Infrastruktur, Pembangunan Daerah, bahkan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor yang belum selesai-selesai.Rud