Tokoh Berpengaruh di Indonesia 2015
Naskah: Andi Nursaiful, Foto: Dok. Humas Pertamina
Sebagai perusahaan energi terbesar di Tanah Air, Pertamina berperan sebagai backbone penyediaan dan ketahanan energi nasional. Peran itu merupakan tanggung jawab besar yang kini harus dijalankan di bawah kepemimpinan Dwi Soetjipto, sang Direktur Utama.
Lebih dari itu, Dwi Soetjipto boleh dibilang “bertanggung jawab” atas hajat hidup orang banyak. Sebab, energi kini memiliki peran yang sangat menentukan sebagai pendukung kegiatan ekonomi nasional.
Jika ketersediaan dan distribusi energi mengalami kendala untuk sampai ke masyarakat, roda perekomian nasional tentu akan mengalami kendala besar. Antrean panjang kendaraan bermotor di SPBU saat terjadi masalah pendistribusian, adalah adalah contoh kecil yang perlu penanganan serius. Pertamina yang memegang mandat penugasan pendistribusian BBM subsidi, harus memastikan ketersediaan bahan bakar hingga ke pelosok negeri, wilayah perbatasan, kepualuan terpencil dengan segala upaya untuk memastikan ketersediaan energi di seluruh wilayah Nusantara.
Bisa dibayangkan betapa strategisnya fungsi Pertamina, dan betapa besarnya peran dan pengaruh orang nomor satu yang memimpin perusahaan energi milik Negara ini. Belum lagi jika menghitung kontribusi dividen Pertamina ke Negara sebesar 40% dari total dividen BUMN selama ini, maka peran Dwi Soetjipto, yang baru menjabat Direktur Utama pada 28 November 2014, jelas sangat menentukan.
Sosok yang sukses membesarkan PT Semen Indonesia (Persero), ini, mewarisi Pertamina dalam situasi yang penuh tantangan berat. Harga minyak dunia turun drastis dan menjadi masalah serius bagi perusahaan migas di seluruh dunia. Sektor hulu yang selama ini diandalkan sebagai penopang pendapatan perusahaan migas, tiba-tiba dihadapkan dengan merosotnya harga minyak, sehingga menyebabkan tidak imbangnya biaya produksi dan harga penjualan.
Belum lagi , isu mafia migas, pengembangan kilang, serta pemanfaatan dan pengembangan bisnis gas Pertamina, adalah pekerjaan rumah terbesar yang harus menjadi prioritas perusahaan.
Presiden Joko Widodo tentu tak sembarangan mempercayakan Pertamina kepada Dwi Soetjipto jika sosok ini tak memiliki kapabilitas yang mumpuni. Pria kelahiran Surabaya, 10 November 1955 ini memiliki rekam jejak yang kinclong di dunia bisnis.
Di bawah kepemimpinannya, kinerja PT Semen Indonesia (Persero),Tbk. terus meroket dan mampu berekspansi ke luar negeri. Namanya disebut-sebut sebagai bapak pemersatu industri semen Indonesia lantaran kemampuannya menyatukan Semen Padang, Semen Gresik, dan Semen Tonasa.
Sesungguhnya, Dwi adalah eksekutif pertama sepanjang sejarah yang mampu membawa BUMN Indonesia (SemenIndonesia) menjadi perusahaan multinasional setelah pembelian pabrik Thang Long di Hanoi Vietnam.
Kini, Dwi menakhodai perusahaan energi terbesar dan satu-satunya milik negara, dengan peran dan fungsi yang sangat vital tadi. Menyadari peran itu, Dwi menetapkan lima fokus kinerja. Yakni pengembangan di sektor hulu, efisiensi di semua lini, peningkatan kapasitas kilang, pengembangan infrastruktur dan pemasaran, serta perbaikan strukutur keuangan. Ke lima prioritas strategis tersebut diharapkan menjadi senjata dalam menghadapi tantangan bisnis migas di tengah lesunya harga minyak dunia. Dalam tempo cukup singkat, tangan dingin Dwi Sutjipto mulai berbuah hasil.
Di tengah kelesuan industri migas (turunnya harga minyak mentah dan terpuruknya rupiah) saat ini, Dwi mampu membawa Pertamina mencatat kinerja positif di Semester I-2015, dengan meraih laba bersih sebesar US$570 akibat peningkatan kinerja operasional di berbagai lini bisnis. Produksi migas Pertamina selama Semester I-2015 tumbuh sekitar 6%, mencapai 550,89 ribu BOEPD, disokong peningkatan produksi migas dari aset luar negeri.
Seiring penambahan ruas pipa dan alokasi gas, bisnis transportasi gas juga meningkat 4% menjadi 264,98 BSCF. Adapun bisnis niaga gas Pertamina menjadi 19,71 BSCF. Di sisi lain, penjualan LNG meningkat menjadi 38,75 ribu BBTU. Di tengah kondisi industri yang kurang menguntungkan Pertamina terus berinvestasi dengan realisasi hingga semester I 2015 mencapai US$1,87 miliar, terutama di hulu migas dan bisnis gas. Investasi infrastruktur juga dilakukan untuk BBM. Proyek-proyek tersebut adalah proyek terobosan yang prosesnya dipantau secara ketat.
Selain meningkatkan kinerja dan investasi untuk kelanjutan bisnis, Pertamina juga terus melakukan efisiensi sebagai manifestasi 5 Pilar Prioritas Strategis perusahaan. Hingga semester I 2015 efisiensi yang dilakukan mencapai US$249,16 juta atau 3,26% di atas target yang ditetapkan. n