Tokoh Berpengaruh di Indonesia 2015
Naskah: Andi Nursaiful Foto: Dok. MO
Pemimpin Badan Hukum Publik yang mengelola dana lebih dari 17 juta pekerja senilai ratusan triliun rupiah, tentulah seorang yang memiliki pengaruh besar. Dialah Elvyn G. Masassya, Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Badan Hukum Publik milik negara yang berada langsung di bawah Presiden RI.
Hingga Semester I 2015, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan hingga kuartal telah sukses menggandeng jumlah peserta aktif sebanyak 17.035.203 jiwa pekerja, dengan dana kelolaan mencapai Rp193 triliun.
Capaian tersebut mendekati target jumlah peserta sepanjang tahun ini sebanyak 20,2 juta peserta. Dalam empat tahun mendatang, Elvyn menargetkan peserta aktif dapat mencapai 46 juta jiwa, dengan aset mencapai Rp512 triliun.
Sukses BPJS Ketenagakerjaan tak mungkin lepas dari peran besar Elvyn. Lewat tangan dinginnya, mantan bankir Bank Permata dan Bank BNI, ini, berhasil mentransformasi PT Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan per 1 Januari 2014 dengan mulus. Bersama segenap jajarannya, Elvyn mampu mengubah kepesertaan dari “patuh” menjalankan ketentuan UU Ketenagakerjaan, menjadi “butuh” atas keuntungan kepesertaan yang diperoleh.
Elvyn mampu menerjemahkan visi menjadikan BPJS Ketenagakerjaan sebagai perusahaan dan berkelas dunia, dengan meminta segenap karyawan di kantor pusat, 127 kantor cabang, 11 kantor wilayah, hingga jajaran terdepan di 1100 gerai (outlet) untuk berorientasi kepada nasabah.
Demi menunjang 100% kepuasan nasabah atau peserta, Elvyn serius melakukan peningkatan kualitas SDM melalui pelatihan serta melengkapi sarana dan prasarana berbasis teknologi informasi. Termasuk performa karyawan yang penuh senyum dalam berhadapan dengan nasabah. Buktinya, semua outlet BPJS Ketenagakerjaan yang tersebar di 34 provinsi difasilitasi dengan ruangan nyaman dengan pelayanan penuh senyum oleh karyawan.
Elvyn mampu membesarkan perusahaan dalam waktu yang tergolong singkat. Semua itu lantaran ia bekerja secara sistematis dan cerdas. Terlebih dulu ia menyiapkan pondasinya, yakni visi sebagai badan penyelenggara jaminan sosial berkelas dunia, terpercaya, bersahabat, dan unggul dalam operasional dan pelayanan.
Visi itu kemudian ia beri “ruh” tata nilai. Elvyn memperkenalkan IPTIK , yang merupakan singkatan dari Iman, Profesional, Teladan, Integritas, dan Kerjasama. Berikutnya, Elvyn menguisi “energi” berupa etos kerja yang diberi nama TOPAS (Teamwork, Open mind, Passion, Action, dan Sense) Terakhir, Elvyn menanamkan “karakter” less bureaucrat, less feodalism, more modern, more friendly, dan more fancy.
Ketika mempersiapkan PT Jamsostek (Persero) untuk bertransformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan, pada 2012 ia menyusun road map yang dinamai fase rekonsiliasi. Setahun berikutnya, meningkat ke fase infrastruktur, dengan membangun sistem dan proses baru.
Tepat 1 Januari 2014, secara resmi PT Jamsostek (Persero) mulus bertransformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan, dan sukses beroperasi penuh sejak 1 Juli 2015. Yaitu melaksanakan empat program: jaminan hari tua, jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, dan pensiun.
Elvyn berobsesi kelak seluruh pekerja di Indonesia, baik di sektor formal maupun informal, yang kini berjumlah 118 juta orang, semuanya menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Harapannya, hingga mereka purnatugas atau pensiun, anak istrinya masih bisa melanjutkan hidup dari dana pensiun tiap bulannya.