Tokoh Berpengaruh di Indonesia 2015

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 21 August 2015

Naskah: Andi Nursaiful Foto: Dok. MO

Keberadaan jalan tol tak hanya mampu meningkatkan mobilitas penduduk, tapi terutama menjadi pendongkrak pertumbuhan pusat-pusat industri demi menggerakan roda ekonomi nasional. Sebagai pemimpin perusahaan terdepan di industri jalan tol, peran dan pengaruh Adityawarman terhadap khalayak luas dan negeri ini tentulah besar.

Hingga saat ini, PT Jasa Marga (Persero), Tbk. masih menjadi pemimpin di sektor industri jalan tol. Meski sudah mengoperasikan ruas jalan sepanjang lebih kurang 600 km atau sekitar 65% jalan tol di Indonesia, Adityawarman tak pernah berhenti membawa Jasa Marga untuk melakukan ekspansi dengan membangun sejumlah jalan tol baru.


Hingga akhir tahun ini, Adityawarman menargetkan Jasa Marga mampu menguasai lebih dari 1.000 km ruas jalan tol. Termasuk di dalamnya, mengerjakan tiga ruas tol baru di Indonesia yang konsesi sebelumnya dimiliki perusahaan lain. Ketiga ruas tol baru itu, masing-masing Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono, dan Cinere-Serpong.


BUMN yang sarat pengalaman dalam pengelolaan jalan tol di Indonesia ini juga tengah membangun beberapa proyek jalan tol baru. Proyek-proyek tersebut terdiri atas jalan tol jalur Semarang-Solo senilai Rp 6,2 triliun, Surabaya-Mojokerto senilai Rp 3,2 triliun, Gempol-Pasuruan Rp 2,8 triliun, dan Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi Rp 4 triliun.


Di bawah kepemimpinan Adityawarman, Jasa Marga kini telah mengelola sebanyak 26 ruas tol di seluruh Indonesia. Tentu bukan pekerjaan yang mudah dilakukan oleh orang biasa. Terlebih, sebagai entitas perusahaan, Jasa Marga juga harus mampu membukukan laba dan memberi manfaat bagi para shareholders (termasuk Negara) maupun stakeholders dan masyarakat pada umumnya.


Hingga akhir 2014, Jasa Marga di bawah kepemimpinan Adityawarman mampu membukukan laba komprehensif tahun berjalan sebesar Rp 1,4 triliun. Laba ini naik 37% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,02 triliun.
Dari sisi kinerja operasional, ruas tol perusahaan berhasil meraih rata-rata trafik sebanyak 3,7 juta transaksi per hari, atau peningkatan volume trafik kendaraan bermotor sebesar 4,3 persen menjadi 666,7 juta transaksi hingga Semester I-2015. Trafik tersebut memungkinkan perseroan mampu untuk merealisasikan pertumbuhan pendapatan berkisar 10 persen tahun ini.


Tampilnya Adityawarman memimpin Jasa Marga merupakan hasil dari sebuah proses perjalanan panjang karier yang telah ditempuhnya di perusahaan itu sejak 1983. Pengalaman, ketegasan, dan kecerdasannya dalam mengelola BUMN sektor jalan tol mampu memberi pengaruh besar bagi seluruh staf dan karyawan untuk terus menggenjot kinerja meraih prestasi.


Telah banyak langkah dan terobosan inovatif yang dilakukannya dalam waktu singkat sejak memimpin Jasa Marga. Baik dalam pengembangan teknis maupun peningkatan budaya perusahaan dalam mewujudkan good corporate governance (GCG). Jasa Marga, misalnya, sukses memberlakukan whistleblowing system sebagai upaya pencegahan penyelewengan.


 Adityawarman telah menjadi bagian dari sejarah Jasa Marga yang kini mencapai usia 37 tahun. Ia berhasil membawa perusahaan dan segenap karyawan untuk ikut berkontribusi bagi pembangunan nasional.


Dalam sebuah wawancara dengan Majalah Men’s Obsession pada awal 2014, Adityawarman mengemukakan obsesinya bahwa kelak ada pemahaman yang sama dari para pemangku kepentingan di Negara ini untuk melihat peran vital pembangunan infrastruktur seperti jalan tol.


Kala itu, ia berharap siapapun Presiden RI yang akan terpilih, kelak bisa mengundang semua pihak yang berkepentingan akan percepatan pembangunan perekonomian untuk duduk bersama membahas pentingnya pembangunan infrastruktur.


Ternyata, obsesinya mulai terwujud dengan arah pemerintahan Presiden Joko Widodo yang ternyata memang fokus pada pembangunan infrastruktur. Tentu saja termasuk jalan tol. Bicara jalan tol, adalah bicara Jasa Marga. Dan, tidak berlebihan jika mengatakan Jasa Marga adalah Adityawarman.